Apabila terbit fajar shadiq (waktu subuh) dan kemudian datang haid
atau nifas maka tidak sah berpuasa, apabila perempuan yang haid atau
nifas tetap memaksakan berpuasa maka batal/ tidak sah puasanya. Akan
tetapi apabila darah haid/ nifas sudah berhenti (mampet) sebelum terbit
fajar shadiq sementara perempuan tersebut baru melakukan mandi besar
(junub) setelah fajar shadiq (subuh) maka puasanya tetep sah begitu juga
dengan junub dengan sebab salain haid dan nifas (hubungan badan baik
dalam keadaan sadar atau dengan tidak sadar/ mimpi basah) maka puasa
tetap sah walaupun belum melakukan mandi besar sampai waktu subuh tiba.
Karena pada dasarnya mandi besar (mandi junub) adalah merupakan syarat
untuk mengerjakan shalat dan ibadah yang lain tapi bukan merupakan
syarat sah dan tidaknya puasa. Di sebutkan dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Aisyah ra: “ bahwa Nabi
Muhammad saw. Pernah dalam kedaan junub pada waktu subuh dan beliau
dalam keadaan menjalankan ibadah puasa (sudah masuk waktu subuh akan
tetapi beliau belum sempat untuk melakukan mandi besar-junub) kemudian
beliau saw. Dengan segera mengerjakan mandi besar dan langsung
mengejakan shalat subuh berjamaah dengan para sahabat”.
Disarikan
oleh: Kholid Ma'mun dari kitab فتاوى من احسن الكلام فى الفتاوى
والاحكام لفضيلة الشيخ عطية صقر – الجز الثانى- المكتبة التوفيقية- hal 31
Tidak ada komentar:
Posting Komentar