Minggu, 24 April 2011

acara yang menarik dan cerdas

Santri indigo adalah sebuah acara yang terselenggara berkat kerjasama anatara telkom dan republika, acara yang di adakan  di ponpes Al-Khairiyah-Citangkil- Cilegon  pada hari Ahad 24 April 2011 ini di hadiri lebih dari 40 Pesantren se-Banten.
acara ini mengusung tema yang sangat positif dan cerdas "Putihkan Internet" selain itu acara ini sangat positif terutama bagi santri karena mereka adalah para calon dan kader ulama yang diharapkan untuk bisa menyampaikan ajaran Islam. maka dengan demikian  acara yang salah satu materi intinya adalah membuat blog. yang dengan blog tersebut juga bisa dijadikan sebagai media dakwah santri untuk mendakwahkan  ajaran Islam melalui internet.
saya sebagai salah satu peserta sangat senang dengan adanya  kegiatan ini.
semoga acara semacam ini secara bertahap terus diadakan di daerah lain dan terus ditingkatkan.
semoga kegiatan yang bermanfaat untuk masyarakat ini, menjadi amal baik bagi penyelenggara dan panitia. amin.

Cilegon, 24 April 2011

Fadhilah Bulan Rajab

Cilegon, 24 April 2011
FADHILAH BULAN RAJAB
Kata Rajab diambil dari kata “Tarjiibun” yang artinya mengagungkan. Ada pula yang berpendapat “Al ashobu” sebab rahmat Allah selalu dijatuhkan atau diberikan kepada mereka yang bertaubat , ada pula yang mengatakan bulan “A’asham” yang berarti tuli. Karena dalam bulan tersebut tak terdengar peperangan atau tidak diperkenankan untuk berperang.
Rajab adalah sebuah nama sungai di syurga, airnya putih seperti susu, lebih manis daripada madu dan lebih sejuk dari es, dan tidak akan meminumnya kecuali orang yang ahli puasa rajab.
Nabi saw. Berdabda: “bulan Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban bulanku dan Ramadhan bulan umatku” menurut ahli isyarah, Rajab terdiri daari tiga huruf yaitu ra, mim dan ba’. Ra’ mempunyai arti Rahmat Allah, jim adalah usaha seorang hamba , dan ba’ “birrullah” (kebaikan Allah). Allah swt berfirman. AKU menjadikan “Usaha” hambaKU diantara RahmatKu dan KebaikanKu.
Diriwayatkan dari Abi Hurairah ra bahwa Nabi Muhammad saw. Bersabda: “ barang siapa berpuasa dibulan Rajab 27 hari. Maka akan ditulis puasanya sama dengan puasa 60 bulan. “pada bulan inilah malaikat Jibril turun dan pertama kali kepada Nabi Muhammad saw dengan RisalahNya, dan pada bulan itu pula Nabi di Isra’kan (isra miraj).
Nabi Muhammad saw, bersabda: ingatlah, sesungguhnya bulan Rajab adalah bulan yang peka. Barangsiapa di bulan itu berpuasa sehari karena iman dan mencari pahala Allah, maka dia memperoleh keridhoaNya yang amat besar.
Ada yang berkata”Allah swt memperoleh bulan Rajab dengan empat bulan. Demikian ini firmanNya: “….diantaranya ada empat bulan yang suci (diharamkan berperang pada bulan-bulan itu, Dzul Qodah, Dzul Hijjah, Muharram dan RAJAB)……..(Qs. At Taubah, 36). Pada empat bulan yang disebutkan tersebut tiga diantaranya saling berurutan yaitu , Dzul Qodah, Dzul Hijjah dan Muharram. Sementara RAJAB adalah satu-satunya bulan yang terpisah dari ketiga bulan yang berurutan tersebut.
Al kisah-konon: ada seorang wanita di Baitul Maqdis (palestina) setiap bulan Rajab ia membaca surat Al IKhlas sebanyak 12.000 kali. Ketika dia sakit dia berwasiat kepada anak lelakinya agar pakaian bulu miliknya ikut dikuburkan, dan setelah meninggal, ia di bungkus dengan kain yang mahal kemudian si anak bermimpi dalam tidurnya bahwa ibunya berkata kepadanya: “Aku tidak senang denganmu karena kau tidak mengerjakan wasiatku” anak itupun bangun. Dan dengan segera ia mengambil pakaian bulu untuk dikubur bersama ibunya. Ia menggali kuburan, akan tetapi tidak menemukan ibunya dikuburan. Ia bingung, dan tiba-tiba ada panggilan: “tidakkah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya orang yang berbakti pada kami dalam bulan Rajab, tidak kami biarkan sendirian.”
Diriwayatkan: bila datang sepertiga malam diawal jum’at pada bulan rajab, tidak selalu para malaikat kecuali memintakan ampun untuk orang-orang yang berpuasa dibulan Rajab.
Diriwayatkan dari Anas ra. Bahwa Nabi saw. Bersabda : “barang siapa yang berpuasa tiga hari dibulan haram, akan dicatat ibadahnya (seperti) selama 900 tahun.”
Di riwayatkan Imam Dailami, dari Aisyah ra. Berkata ia mendengar Rasulullah saw. Bersabda” Allah melimpahkan kebaikan dengan amat sangat melimpah pada empat malam: 1) malam hari raya Adha. 2) malam hari raya idul Fitri. 3) malam nisfu Syaban. 4) malam pertama bulan RAJAB.”
Ad Dailami juga meriwayatkan dengan sanad dari Abu Umamah ra. Bahwa Nabi Muhammad saw. Bersabda:”ada lima malam, dimana do’a pasti di kabulkan” 1) malam pertama bulan RAJAB. 2) malam nishfu Sa’ban. 3) malam jum’at, 4) malam hari raya idul fitri, 5)malam hari raya idul Adha.
Wallahu ‘alam bi as shawab.

Disarikan dari buku: mukasyafah al qulub (rahasia ketajaman mata hati).
Silahkan: di syiarkan kepada saudara seiman, selagi bermanfaat. Dan bisa memberikan motivasi dalam beribadah. Semoga bermanfaat!!!

Lomba Blog- Santri Indigo- Al Khairiyah, Cilegon

Cilegon, 24 April 2011
DAHSYATNYA MAUT

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. 'Bolehkah saya masuk?' tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, 'Maafkanlah, ayahku sedang demam', kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, 'Siapakah itu wahai anakku?'
'Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,' tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.

Seolah-olah bahagian demi! bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

'Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia.
Dialah malaikatul maut,' kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.

Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

'Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?', tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.
'Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu.
'Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,' kata Jibril.
Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. 'Engkau tidak senang mendengar khabar ini?', tanya Jibril lagi.
'Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?'
'Jangan khawatir, wahai Rasul ! Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,' kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik.

Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. 'Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.'
Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.

'Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?'
Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
'Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,' kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.

'Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.'
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, ! Ali segera mendekatkan telinganya. 'Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku'
'peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.'

Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

'Ummatii,ummatii,ummatiii?' - 'Umatku, umatku, umatku'
Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.
Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?
Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi

Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

NB:
Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesadaran untuk mengingat maut dan mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan Rasulnya mencintai kita.