Sabtu, 03 Desember 2011

TELADAN BAIK DAN SANKSI BURUK


TELADAN BAIK DAN SANKSI BURUK
Oleh: Abu Zahira

Rasulullah saw. Bersabda: “barang siapa memberi  teladan berbuat kebaikan maka baginya pahala dan pahala siapa saja yang mengikutinya hingga akhir masa tanpa dikurangi sedikitpun. Tapi sebaliknya barang siapa memberi contoh  berbuat kejahatan maka ia mendapatkan dosa dan dosa siapa saja yang mengikutinya sampai akhir masa, tanpa dikurangi sedikitpun”.
Banyak sekali orang yang mengerti dan memahami hadits ini. Namun seberapa banyak orang yang mau merintis berbuat kebaikan sehingga diikuti oleh orang banyak? Serta seberapa banyak juga orang yang telah mengerjakan keburukan yang kemudian di contoh orang lain? Inilah “amal kecil yang berbuah besar”. Ada amal kebaikan kecil yang dapat berbuah pahala besar. Apa pula amal keburukan kecil yang dapat membawa pada dosa yang amat besar, hadits ini pernah di samapaikan oleh penulis dalam sisipan syarh tafsir yasin pada bulan ramadhan dua tahun yang lalu (1431 H).
Sebagai contoh, seorang santri yang rajin mengerjakan sholat 5 (lima) waktu berjama’ah di masjid, ia memulai dari diri sendiri, perbuatan baiknya itu ia praktikkan tidak hanya di pondok termpat ia belajar (Daar El Istiqomah-red), akan tetapi perbuatan baik itu ia praktikkan juga saat berada di luar pondok. Ternyata perbuatan tersebut diikuti oleh keluarga, saudara, tetangga dan orang lain. Maka santri yang memberikan contoh taladan itu akan mendapatkan pahala besar baik dari pahala shalat jama’ah yang ia kerjakan dan juga mendapat tambahan pahala orang lain yang mengerjakan shalat jama’ah lantaran mengikuti apa yang ia kerjakan. Tanpa mengurangi pahala orang yang bersangkutan.
Sebaliknya orang yang mengerjakan keburukan sehingga di contoh orang lain maka dosa keburukan orang yang mencontohnya juga akan menimpa dirinya, tanpa mengurangi dosa orang tersebut. Bahkan sekedar memberikan inspirasi orang untuk berbuat jahat juga akan membuat dirinya tertimpa dosa yang sama. Sebagaimana yang pernah di sampaikan oleh Rasulullah saw. Dalam sebuah haditsnya : “Barang siapa yang menolong dalam perbuatan maksiat wahaupun hanya dengan sepatah kata maka ia termasuk pelaku perbuatan maksiat tersebut.”
Sebagai contoh, seorang santri yang sering terlambat mengikuti pelajaran di sekolah kemudian perbuatan buruk-nya itu di ikuti oleh santri yang lain, maka dosa dan juga dosa orang lain yang mengerjakan perbuatan tersebut akan ditanggung olehnya, untuk itu hendaknya kita harus berhati-hati dalam bertindak . karena apapun yang kita kerjakan pasti ada tsawab atau reward dan juga itsm atau punishment dari Allah swt.
Allah swt berfirman dalam surat Al-Ahqaf ayat 9: “Dan masing-masing mendapat derajat menurut apa yang telah mereka perbuat dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tidak di rugikan”.
wallahu ‘alam bi ash-shawab


Tidak ada komentar:

Posting Komentar