Kamis, 16 Februari 2012

AKAL , AGAMA DAN SIFAT MALU


AKAL , AGAMA DAN SIFAT MALU
Oleh: Kholid Ma’mun
Di ceritakan dalam sebuah atsar bahwa : “Ketika  Allah swt. menurunkan Nabi Adam ‘alaihissalam dari syurga ke muka bumi, datanglah Malaikat Jibril ‘alaihissalam menyapanya dan berkata: “wahai Adam, Allah swt mengajukan tiga pilihan kepadamu akan tetapi kamu hanya berhak untuk memilih satu dari tiga pilihan tersebut, Nabi Adam menjawab: “apa tiga pilihan itu wahai Jibril, Malaikat Jibril Menjawab: “rasa malu, Agama dan akal, Kemudian Nabi Adam-pun menjawab dan berkata : “aku memilih akal”. Tak lama setelah Nabi Adam menjatuhkan pilihannya kepada akal, kemudian Malaikat Jibril memerintahkan kepada sifat malu dan agama untuk kembali ketempat asalnya. Tetapi mereka berdua (sifat malu dan agama) menolak dan tidak mau kembali ketempat asalnya. Seketika Malaikat Jibril berkata: “jadi kalian berdua membangkang dan tidak mau mengikuti perintahku?” Mereka menjawab: “tidak, aku tidak membangkang atas perintahmu, tetapi kami berdua di suruh agar tidak berpisah dari akal dimana, kapan dan bagaimanapun keadaannya”.
Kesimpulan penulis terhadap coretan ini adalah: bahwa akal mempunyai peran yang sangat penting bagi manusia, sehingga Nampak dalam cerita di atas bahwa agama dan rasa malu pun bertekuk lutut dan tunduk kepada akal, artinya selama manusia itu bisa memfungsikan akalnya dengan baik dan benar maka dia akan bisa memilih agama yang benar dan bisa menjaga diri untuk tidak berbuat yang tidak memalukan diri sendiri. Sehingga wajar apabila dalam Al-Qur’an Allah sering menggunakan lafadz “افلا تعقلون” “افلا يعقلون” “لقوم يعقلون” “لعلكم تعقلون” dan lafadz yang berakar dari lafadz” عقل”.
Semoga kita termasuk orang-orang yang bisa menysukuri atas nikmat “akal” yang luar biasa ini, so…mari kita terus berkreasi dan berprestasi dengan “akal” kita.
Dan akhirnya mari kita renungkan Firma Allah swt dalam surat العنكبوت[29]: ayat 43:
اعوذ با لله من الشيطان الرجيم  بسم الله الرحمن الرحيم
" وتلك الامثال نضربها للناس وما يعقلها الا العالمون"
Artinya” dan perumpamaan-perumpamaan ini kami buatkan untuk manusia, dan tiada yang memahami-nya kecuali orang-orang yang berilmu”.
Wallahu alam bi ash Shawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar