Senin, 23 Mei 2011

KENANGAN DI AL-SYUKRO (3)

Lancar, Ujian Sekolah (Praktik) siswa kelas IX SMP Islam Al Syukro PDF Print E-mail
Contributed by Yanto   
Monday, 26 April 2010
        Baru saja usai menuntaskan jadwal Ujian Sekolah Tulis Utama, pada 12 – 15 April 2010, para siswa kelas IX SMP Islam Al Syukro kembari harus menghadapi Ujian Sekolah Praktik yang diselenggarakan sejak Senin (19 April 2010) hingga Jum’at ( 23 April 2010).
        Ada sepuluh mata pelajaran dalam Ujian Sekolah Praktik ini, mulai dari Bahasa Indonesia, Seni dan Budaya, Sains, Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Komputer, Pendidikan Agama Islam, Tahfdz, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, serta Leadership.
Bahasa Arab dan Tahfidz
        Menurut Bapak Kholid Ma’mun Lc selaku Guru Bahasa Arab dan Pendidikan Agama Islam, pihaknya melaksanakan Ujian Sekolah Praktik Bahasa Arab dengan mengetengahkan soal mengenai perbincangan sehari-hari. “Misalnya, percakapan siswa tentang profil dirinya. Mulai dari nama, nama orang tua, berapa saudara kandung, alamat rumah tempat tinggalnya, transportasi pergi ke sekolah naik apa, dan sebagainya. Kalau mereka lancar mengucapkan, dan lancar menjawab pertanyaan dalam percakapan sehari-hari berbahasa Arab ini, sudah pasti nilai mereka akan bagus,” tuturnya.
        Sedangkan untuk Ujian Sekolah Praktik mata pelajaran Tahfidz, kata Pak Kholid, para siswa kelas IX SMP Islam Al Syukro diminta untuk membaca hafalan Al Qur’an surat Al Qiyamah (juz ke-29). “Karena, sejak mereka kelas VII, sebenarnya mereka sudah menghafal sepertiga dari juz ke-29 ini, lalu ditambah lagi pada saat mereka kelas VIII, semakin bertambahlah kualitas dan kuantitas hafalan mereka ini. Barulah pada kelas IX, maka Ujian Sekolah Praktiknya adalah membaca Al Qur’an Surat Al Qiyamah (juz ke-29),” terangnya sembari mengatakan bahwa para siswa juga diminta untuk membaca hafalan Juz ‘Amma khususnya, surat-surat pendek.
Bahasa Inggris
        Sementara itu, Bapak Candra Pirngadie SS selaku Guru Bahasa Inggris menjelaskan, untuk Ujian Sekolah Praktik mata pelajaran Bahasa Inggris, pihaknya mengkolaborasikan tes praktik antara reading, wrting, listening dan speaking. “Artinya, guru hanya menyediakan soal. Sementara yang membaca soal adalah siswa sendiri, yang menulis soal adalah siswa sendiri, begitu pun dengan instruksi soal, semua ditulis dalam Bahasa Inggris. Dengan demikian, sejak siswa membaca soal, menaati instruksi yang diajukan, dan menulis jawaban dari soal yang dimaksud, semua memiliki nilai tersendiri.  Termasuk, ketika guru menanyakan instruksi khusus mengenai soal yang dimaksud dalam Bahasa Inggris, akan dinilai, apakah siswa memahami apa instruksi soal yang dimaksud,” ujarnya sembari menyebut bahwa Ujian Sekolah Praktik Bahasa Inggris ini langsung ditangani oleh Bapak Nujuludin Siregar SPd yang juga berprofesi sama yaitu Guru Bahasa Inggris SMP Islam Al Syukro.
Komputer
        Untuk Ujian Sekolah Praktik Komputer, Bapak Arnes Yudhistira selaku Guru Bidang Studi Teknologi Informasi & Komunikasi mengatakan, para siswa diminta untuk membuat naskah dan tabel dengan menggunakan program komputer MS Word dan MS Excel. “Mereka juga di-tes praktik untuk menggunakan media online atau internet, khususnya diuji kemampuannya mempergunakan fitur Search Enginee, IP Adress, pengenalan ping dan lainnya,” tukas Pak Arnes sembari menambahkan bahwa tiap siswa dikenakan waktu delapan menit untuk mengerjakan soal-soal tersebut. (fdl)

KENANGAN DI AL-SYUKRO (2)

Kegiatan Pembiasaan yang Islami di Al Syukro, Semakin Menjadi Ciri Khas PDF Print E-mail
Written by Dona   
Thursday, 28 January 2010

    Satu lagi yang patut menjadi kebanggaan para orang tua siswa karena menyekolahkan putra-putrinya di Sekolah Islam Al Syukro adalah nilai-nilai spiritualitas keislaman yang ditanamkan kepada siswa lewat berbagai acitivities. Diantaranya, Kegiatan Pembiasaan. Ini adalah kegiatan setiap hari dalam satu pekan para siswa SD dan SMP Islam Al Syukro, yang dipantau oleh para guru pembimbing.
   Dalam Kegiatan Pembiasaan yang menekankan pada unsur-unsur ilahiyah, pengenalan Islam dan kemantapan keimanan ini cukup beragam, seperti Kuliah Tujuh Menit (Kultum), Shalat Dhuha Terpimpin, Tahfizh, Muhaddatsah dan lainnya.
    “Kegiatan Pembiasaan yang menekankan pada aspek keagamaan ini sangat kental, sangat unik, sangat khas dan menjadi ciri tersendiri yang membanggakan bagi siapa saja para orang tua dan calon orang tua siswa yang memilih Sekolah Islam Al Syukro untuk pendidikan formal putra-putrinya,” tutur H Kholid Ma’mun Lc, Guru Agama Islam Sekolah Islam Al Syukro.
   Kegiatan Pembiasaan ini sekaligus menjadi cirri khas tersendiri bagi Sekolah Islam Al Syukro.
   “Saya pikir, untuk level pendidikan dasar dan menengah, apa yang selalu kami laksanakan, sudah sesuai proporsi idealnya. Artinya, Kegiatan Pembiasaan yang Islami ini sudah sedemikian baik dan ideal sebagaimana mestinya,” ujar Pak Kholid, sapaan akrab Kholid Ma’mun Lc.
Kegiatan Pembiasaan TAHFIZH
    Menurut Pak Kholid---yang punya akun Facebook dengan nama Ammu Masri---, untuk Kegiatan Pembiasaan Tahfizh, adalah merupakan kegiatan yang lebih menekankan pada aspek hafalan ayat-ayat suci Al Qur’an para siswa. Setiap pertemuan, yakni pada setiap hari Rabu dan Kamis (pukul 07.15 – 08.00 wib), guru pembimbing Tahfizh akan mengarahkan lima ayat hafalan secara berkesinambungan dan konsisten untuk satu surat di kitab suci Al Qur’anul Karim.
  “Setiap pertemuan, progress hafalannya adalah lima ayat demi lima ayat lagi pada pertemuan Kegiatan Pembiasaan Tahfizh berikutnya. Dan surat yang kami pilih adalah Surat Al Waqi’ah, karena memang kalimat ayatnya yang pendek-pendek, serta banyak memiliki keutamaan seperti misalnya, insya Allah dapat mempermudah rezeki yang datang dari Allah SWT. Surat Al Waqi’ah yang berarti ‘Hari Kiamat’ ini adalah surat ke-56 dalam kitab suci Al Qur’an, dan terdiri dari 96 ayat,” tutur guru yang lulusan Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir ini.
Kegiatan Pembiasaan KULTUM
Kultum, kata Pak Kholid, semacam memberikan ceramah atau memberi tausiyah yang dilakukan oleh para siswa dan untuk para siswa. Tentu saja dengan panduan dan bimbingan guru pembimbing yang berwenang menanganinya.
”Artinya, siswa secara bergiliran, diminta untuk mempersiapkan terlebih dahulu bahan materi ceramah Kultumnya, lalu maju ke podium, dan dengan lantang serta bersemangat, menyampaikan materi Kultumnya,” papar Pak Kholid.
Dengan Kegiatan Pembiasaan Kultum, lanjutnya lagi, selain para siswa mendalami materi keilmuan keislaman, mereka juga berlatih untuk berani tampil di ’muka umum’ dengan materi Kultum yang telah mereka siapkan sendiri. ”Bagi siswa kelas 7 (kelas I SMP), materi Kultum disampaikan dalam Bahasa Indonesia, sedangkan kakak-kakaknya di kelas 8 dan 9 (kelas II dan III SMP), Kultumnya dilaksanakan dengan bahasa pengantar Bahasa Inggris,” jelasnya.
Kegiatan Pembiasaan SHOLAT DHUHA TERPIMPIN
Untuk aktifitas ini, para siswa melakukan Shalat Sunat Dhuha dengan dipandu dan diawasi oleh guru pembimbing. Shalat Sunat Dhuha adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim ketika waktu dhuha. Waktu dhuha adalah waktu ketika matahari mulai naik kurang lebih tujuh hasta sejak terbitnya (kira-kira pukul 07.00 wib pagi) hingga waktu Dzuhur. Jumlah raka'at shalat Dhuha bisa dengan 2, 4, 8 atau 12 raka'at. Dan dilakukan dalam satuan 2 raka'at sekali salam.
   ”Kami berharap, para siswa mengerjakan shalat sunat Dhuha setiap hari, bahkan bila di rumah dan di mana saja. Jadi, tidak hanya dilaksanakan saat ada rutinitas Kegiatan Pembiasaan saja. Bukankah manfaat dari mengerjakan shalat Dhuha ini adalah juga sebagai pembuka pintu rezeki,” terang Pak Kholid.
   Ditambahkan, para siswa juga melantunkan shalat Sunat Dhuha lengkap dengan do’a-do’anya. ”Do’a shalat Sunat Dhuha memang sangat apik danamat mampu membangkitkan kepasrahan jiwa terhadap Sang Pencipta,” tutur Pak Kholid sembari menerjemahkan arti do’a yang dimaksud: "Ya Allah, bahwasanya waktu Dhuha itu adalah waktu Dhuha-Mu, kecantikan ialah kecantikan-Mu, keindahan itu keindahan-Mu, dan perlindungan itu, perlindungan-Mu". "Ya Allah, jika rezekiku masih di atas langit, turunkanlah dan jika ada di dalam bumi , keluarkanlah, jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu Dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang shaleh".
Kegiatan Pembiasaan MUHADDATSAH
   Menurut Pak Kholid, Muhaddatsah ini diibaratkan sebagai pembiasaan speaking antar siswa dan guru. Artinya, ada dialog yang menggunakan Bahasa Arab. ”Tentunya, bukan bahasa yang sukar dan njlimet, melainkan masih dalam taraf sapaan, greetings, question and answer sehari-hari,” jelasnya.
   Hal ini menjadi teramat penting, tukas Pak Kholid, agar kelak siapa tahu ada siswa yang diajak pergi haji atau pergi umroh dengan keluarganya, sehingga dapat menerapkan ilmu percakapan yang diperoleh dalam Muhaddatsah di sekolah.
Kegiatan Pembiasaan DZIKIR BERSAMA
  Kegiatan berdzikir sebenarnya dilaksanakan setiap hari, oleh para siswa Sekolah Islam Al Syukro, baik SD maupun SMP.
  ”Mereka senantiasa berdizikir sebelum dan sesudah menunaikan shalat Dzuhur maupun Ashar berjamaah. Tapi, di satu waktu, akan ada pelaksanaan kegiatan Dzikir Bersama yang diselenggarakan agak lebih akbar sedikit dibanding hari-hari biasanya. Dzikir ini penting, sebagai pengimbang pikir. Dzikir dan pikir, dua hal yang sangat penting bagi seorang siswa dan bagi kita semua,” jelas Pak Kholid. (fdl)
Last Updated ( Thursday, 28 January 2010 )
 

Rabu, 18 Mei 2011

KENANGAN DI AL-SYUKRO CIPUTAT

 Sholat Jum’at (1): Khusyuk di awal Tahun Pembelajaran 2009-2010
Written by Dona_N
Monday, 27 July 2009

Aldi Indra pun maju ke depan, tepatnya di sisi kiri mimbar. Siswa kelas 9 SMP Islam Al Syukro ini pun segera tarik suara, adzan pertanda waktu Sholat Jum’at dikumandangkannya dengan lantang. Pada Jum’at, 24 Juli 2009 kemarin, Aldi memang bertugas sebagai Muazzin alias pengumandang adzan. Usai adzan, mulut Aldi tetap komat-kamit membaca doa usai adzan, dan tak lama ia pun segera kembali ke barisan jamaah untuk segera menunaikan sholat sunnat Qobliyah Jum’at.
Inilah sekilas suasana Sholat Jum’at pertama kali pada tahun pembelajaran 2009-2010, yang dilaksanakan di lingkungan SD dan SMP Islam Al Syukro, bertempat di Mushola Al Syukro, di Gedung Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (PDST), Gang Haji Maung No.30, Jl Otista Raya, Ciputat, Tangerang Selatan.
Para siswa SD dan SMP Islam Al Syukro---yang mengenakan busana muslim putih-putih---nampak khusyuk menunaikan kewajiban Sholat Jum’at. Mushola yang luas dan beralaskan karpet sajadah panjang berwarna hijau pun terlihat nyaris penuh sesak oleh shaf-shaf jamaah yang berbaris memanjang dengan lurus, rapat, dan rapi.
Bertindak selaku Imam sekaligus Khatib pada siang itu adalah Bapak Kholid Ma’mun Lc, Guru Agama Islam SMP Islam Al Syukro. Sebelum Khatib naik ke atas mimbar, Bapak Suwandi SE selaku Bilal mengumandangkan adzan untuk kali kedua.
Dalam khutbahnya yang mengangkat judul KEUTAMAAN MASJID DAN ADAB BERADA DI DALAM MASJID, Kholid menyatakan bahwa masjid-masjid yang bertebaran di muka bumi, sesungguhnya adalah menjadi rumah-rumah Allah SWT. “Karena menjadi rumah-rumah Allah SWT, maka seluruh masjid yang ada di seluruh dunia ini adalah merupakan sarana untuk bermunajat dan melakukan ritual ibadah kepada Allah SWT. Di sisi lain, Allah SWT juga sudah pasti akan memberi curahan rahmat kepada orang-orang yang rajin mengunjungi masjid,” tuturnya.
Kholid pun mengutip kitab suci Al Qur’an surat al-Jinn ayat ke-18, yang artinya: “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah untuk Allah. Maka janganlah kamu menyembah apa pun didalamnya selain Allah”.
Menurut Kholid, ayat ini menegaskan bahwa masjid merupakan tempat yang mulia. “Sehingga bila kita berada di dalam masjid, hendaknya tidak untuk mengobrol, bercanda, bermain dan sebagainya, karena itu sama saja menyepelekan dan menyekutukan Allah SWT. Masjid, adalah tempat untuk beribadah dan bermunajat kepada Allah SWT,” jelasnya. (HR Fadli)

 

Kamis, 05 Mei 2011

Sekelumit Tentang Zakat

 Oleh: Kholid Ma'mun
A. Muqaddimah
Zakat memiliki kedudukan yang sangat penting dalam islam. Hal ini dapat kita lihat, Allah swt. Menyebut zakat dan shalat sebanyak 82 kali dalam kitab suciNya. Allah mensyariatkan zakat sebagai pembersih harta serta pensuci jiwa, sebagai manivestasi ibadah kita kepadaNya, dan juga sebagai bentuk kepedulian kita terhadap sesama.[1]
Dengan syariat yang mulia ini, kita menyadari bahwa islam adalah agama peduli sosial, yang peduli kepada masyarakat tak mampu sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Islam juga agama kemerdekaan yang memberikan kebebasan kepemilikan bagi yang memiliki harta sesuai dengan jerih payahnya. Zakat wajib bagi mereka agar tumbuh rasa kepedulian dan kebersamaan dengan mereka yang tak mampu. Islam adalah agama moderat, bukan agama sosialis yang mengharamkan kepemilikan individu, bukan pula agama materialis yang egois dan kikir. Allah telah memperingatkan siapa saja yang enggan membayar zakat dan mengancamnya dengan siksaan pedih di dunia dan akhirat.
Kewajiban zakat berlaku sepanjang masa, tidak hanya di zaman nabi saja. Namun dengan berkembangnya zaman, di era modern ini profesi yang di geluti oleh manusia tidak lagi seperti dahulu yang hanya bercocok tanam dan beternak. Di era informasi saat ini telah ada ribuan bahkan jutaan profesi baru yang belum pernah kita dengar di era sebelumnya .
Islam sebagai agama universal, yang dapat memperbaiki keadaan manusia dimanapun dan kapanpun telah mempersiapkan segala pirantinya dalam menjawab tantangan zaman seperti dalam menjawab permasalahan zakat profesi kontemporer ini, dan yang perlu kita sadari, zakat bukanlah penghambat kemajuan bisnis tetapi justru zakat dapat menjadi penumbuh ekonomi yang sangat pesat .
Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat merupakan kata dasar (masdar) dari zaka-yuzaki-zakaatan yang berarti berkah, tumbuh, bersih dan baik[2] sesuatu itu zaka, berarti tumbuh dan berkembang, dan seorang itu zaka berarti orang itu baik.
Menurut Lisan al-Arab arti dasar dari kata zakat, di tinjau dari sudut bahasa adalah suci, tumbuh, berkah dan terpuji: semuanya digunakan didalam Qur’an dan Hadits.
Akan tetapi yang lebih kuat, menurut wahidi dan lain-lain, kata dasar zaka berarti bertambah dan tumbuh, sehingga bisa dikatakan, tanaman itu zaka, artinya tumbuh, sedangkan tiap sesuatu yang bertambah disebut zaka artinya bertambah. Bila satu tanaman tumbuh tanpa cacat, maka kata zaka di sini berarti bersih.
Dan bila seseorang diberi sifat zaka dalam arti baik, maka berarti orang itu lebih banyak mempunyai sifat yang baik. Seorang itu zaki, berarti seorang yang memiliki lebih banyak sifat-sifat orang baik, dan kalimat “hakim-zaka-saksi” berarti hakim menyatakan jumlah saksi-saksi diperbanyak.
Zakat bila di maknai dari segi istilah fikih berarti” Sejumlah harta tertentu yang di wajibkan Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak” disamping berarti “mengeluarakan jumlah tertentu itu sendiri”[3] jumlah yang dikeluarkan dari kekayaan itu disebut zakat karena yang dikeluarkan itu” menambah banyak membuat lebih berarti, dan melindungi kekayaan itu dari kebinasaan,” demikian Imam Nawawi mengutip pendapat Al Wahidi[4].
Pengertian Zakat wajib ini menurut bahasa Al Qur’an juga di sebut sedekah, sehingga imam Mawardi mengatakan”sedekah itu adalah zakat dan zakat itu adalah sedekah, berbeda nama tetapi arti dan maknanya sama (murodif/sinonim).”[5]
Qadhi Abu Bakar bin Arabi mempunyai pendapat yang sangat berharga tentang mengapa zakat dinamakan shadaqah: “kata shadaqah berasal dari kata shidq, benar dalam hubungan dengan sejalanya perbuatan dan ucapan serta keyakinan. Shigat shad-dal-qaf bermakna “terwujudnya sesuatu oleh sesuatu, atau membantu terwujudnya sesuatu itu.” Contoh: diantaranya adalah shidaq’mahar’ buat perempuan, yaitu terwujudnya dan diakuinya kesahan hubungan suami istri dengan diterimakanya mahar dan terlaksanakanya perkawinan menurut tata cara tertentu.

B. Ayat Al Qur’an dan terjemah
- Al-Baqarah: 267

$ygƒr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä (#qà)ÏÿRr& `ÏB ÏM»t6ÍhŠsÛ $tB óOçFö;|¡Ÿ2 !$£JÏBur $oYô_t÷zr& Nä3s9 z`ÏiB ÇÚöF{$# ( Ÿwur (#qßJ£Jus? y]ŠÎ7yø9$# çm÷ZÏB tbqà)ÏÿYè? NçGó¡s9ur ÏmƒÉÏ{$t«Î/ HwÎ) br& (#qàÒÏJøóè? ÏmÏù 4 (#þqßJn=ôã$#ur ¨br& ©!$# ;ÓÍ_xî îŠÏJym
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan Ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.

- At Taubah: 60

$yJ¯RÎ) àM»s%y¢Á9$# Ïä!#ts)àÿù=Ï9 ÈûüÅ3»|¡yJø9$#ur tû,Î#ÏJ»yèø9$#ur $pköŽn=tæ Ïpxÿ©9xsßJø9$#ur öNåkæ5qè=è% Îûur É>$s%Ìh9$# tûüÏBÌ»tóø9$#ur Îûur È@Î6y «!$# Èûøó$#ur È@Î6¡¡9$# ( ZpŸÒƒÌsù šÆÏiB «!$# 3 ª!$#ur íOŠÎ=tæ ÒOÅ6ym
Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.[6]

- At Taubah: 103
 

õè{ ô`ÏB öNÏlÎ;ºuqøBr& Zps%y|¹ öNèdãÎdgsÜè? NÍkŽÏj.tè?ur $pkÍ5 Èe@|¹ur öNÎgøn=tæ ( ¨bÎ) y7s?4qn=|¹ Ö`s3y öNçl°; 3 ª!$#ur ììÏJy íOŠÎ=tæ
Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan[1] dan mensucikan[2] mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.

C. Makna Kosa Kata (Ma’ani al- Mufrodat)
M»t6ÍhŠsÛ: Yang baik dan di senangi lawan katanya yang jelek dan di benci